Dua hari yang lalu teman saya Ilham main ke kost-an. Saya terbangun kaget saat dia buka kamar kost. Karena sebelumnya memang tidak janjian. Sebenarnya saya sudah bangun sejak sebelum subuh, tapi sekitar jam 10 pagi entah kenapa mata berat sekali, mungkin karena membaca beberapa jurnal untuk tugas UTS yang menjemukan.
Kembali ke teman saya itu, dia sebelum berangkat dari Singosari sudah menghubungi lewat WA untuk minta ditemani ke toko kimia (kalau tidak salah) di daerah sulfat, malang. Tidak tahu kenapa kita ngobrol ngalor-ngidul sampai kesorean buat berangkat toko itu. Dia bilang kalau tidak berencana langsung membeli, cuma mau tanya-tanya dulu. Lantas saya sarankan saja buat cari nomer telfon toko-nya kalau cuma mau tanya stok barang.
Kita ngobrol mulai dari ghibah teman, kilas balik mantan-mantannya Ilham (tentu saja), refleksi ala-ala, sampai angan-angan buat usaha jualan produk digital sampai per-kripik-an. Gak sadar ngobrol sampai berjam-jam.
Ilham ini teman saya sejak sama-sama berproses di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UM. Cuma, bedanya dia tuntas sampai sarjana, sedangkan saya tidak. Mungkin akan saya bikin tulisan tersendiri tentang pertemanan saya dengan Ilham karena kita punya sejarah ratusan kali ngopi. Ini cukup aneh, sebuah pertemanan yang sangat tidak produktif.
Oya lanjut tadi, karena saya sudah beberapa hari cuma di kost-an sendiri, saya ajak dia buat lanjutin ngobrol di warkop saja. Tapi sebelumnya saya ajak makan dan seperti biasa, dia menolak. Padahal hari itu saya masak oseng-oseng tumis buncis-tempe-kentang dan masih tersisa banyak. Saya kasih opsi dua buat masak mie, ternyata dia mau, okelah saya belikan di warung depan, tapi saya suruh masak sendiri, haha.
Selesai kita makan, kita ngobrol dan sebats sekalian nunggu magrib untuk lanjut ke warkop. Ba'da Magrib kita meluncur ke warkop Oase, tidak jauh dari kost, warkop yang saya kenal dulunya merupakan markasnya Gusdurian Kota Malang tapi saya tidak bersinggungan dengan para pegiatnya, tapi Ilham cukup mengenal dengan mereka. Kita seperti biasanya, saya kopi ijo susu (khas Tulungagung), Ilham pesan KSTG (kopi susu tanpa gula, biasanya kopi dari Gresik).
Kita pilih meja di lantai dua yang dekat pagar atas. Disana ketemu salah satu ownernya yang bernama Muis, Ilham yang kenal, saya cuma familiar dengan wajahnya, tapi tidak saling kenal. Saya duduk lebih dulu di meja, Ilham masih mengobrol dengan Muis. Beberapa saat setelah kita duduk ternyata Muis juga ikut nimbrung buat ngobrol, tapi tak lama kemudian dia pamit entah ada urusan apa.
Saya sejak beberapa hari yang lalu sudah menyiapkan lintingan tembakau, cukup banyak. Jadi ketika ke Warkop selalu membawa penuh di kotak rokok andalan. Lain hal dengan Ilham, dia cukup konservatif masalah rokok, Surya 12 harga mati. Tapi karena sudah sampai di Warkop dia lupa sudah kehabisan rokok dan mau beli keluar jaraknya cukup jauh untuk ke warung rokok (entah lagi malas atau uang ngepres). Dari Muis diberi tahu kalau di kasir bawah sedia tembakau, di cobalah sama Ilham.
Sesuai prediksi saya dia tidak doyan dengan tembakaunya, jelas cuma pura-pura menikmati saat ngobrol. Saat beranjak mau pulang saya disuruh bawa saja tapi saya tolak, saya bilang bawa saja pulang, nanti berikan ke teman lain yang mungkin suka dengan rasanya. Saya menolak selain rasanya tidak begitu cocok dengan selera saya juga saya sudah punya tembakau sendiri yang cukup enak. Lain waktu akan saya ceritakan tembakau ini.
Kita ngobrol semakin tidak terarah saat di Warkop. Garis besar kita ngobrol masalah rencana-rencana usaha yang memungkinkan buat kita jalankan. Pukul 10 malam Ilham sudah mengajak pulang, sepertinya sudah dicariin ibunya. Oya, Ini sudah seperti urban legend. Ilham itu kalau janjian selalu ngaret dan selalu punya alasan yang (seolah-olah) logis. Sedangkan kalau mau pulang lebih awal, hampir selalu karena (alasan) disuruh pulang ibunya. Saya cukup salut dengan remaja 28 tahun ini, karena selalu nurut sama ibunya.
Pulang dari Warkop diantar Ilham ke depan gang kost-an dan dia langsung balik ke Singosari. Saya langsung menuju kamar dan ternyata tidak bisa tidur, akhirnya kepikiran buat nonton film yang sudah tertunda beberapa hari, Enola Holmes. Film yang diperankan oleh Millie Bobby Brown, yang terkenal sejak main di serial Stranger Things. Untuk ulasan film ini saya lanjut di tulisan selanjutnya. Cukuplah curhat saya kali ini. Paling tidak ini sudah lebih panjang dari biasanya. Salam.


Posting Komentar
Posting Komentar