Ramai tanpa henti, lagi-lagi aku ke warung kopi ini. Memanjakan jiwa. mental ini sebenarnya sudah lelah. Buktinya, ketika pikiran membawaku kepada kewajiban akademis yang terlewat pakem aku selalu menghindar, ya baru dalam pikiran saja aku sudah menghindar. Betapa terhina kah aku ini. Sangat malu sebenarnya pada mulut ini yang selalu ingin mmbicarakan kebenaran dan ketegasan. Hanya karena sebuah hal sederhana yang semua mahasiswa melakukanya saja aku tak bisa. Malu, terus-terusan malu. Bukan malu kepada orang lain, tapi malu pada formasi raga dan jiwa ini yang sudah lagi tak bisa bekerja sama dan saling percaya. angan dijiwa ini sudah berbuat benar, melakukan porsinya sebagaimana mestinya. Lah kok raga ini malah menolak bekerjasama. tidak resah dalam hal ini bukankah sungguh menyakitkan.

Posting Komentar
Posting Komentar